Pengalaman Investasi Reksadana Dengan Bareksa

investasi bareksa

Pengalaman Memulai Investasi Reksadana

Sudah standby di depan laptop, tapi bingung mau nulis apa. Bingung cari topik yang pas yang bermanfaat buat temen-temen blog saya ini. Mau nulis tutorial lagi, tapi bingung juga nyari tutorial apa yang lagi anget-angetnya dicari orang. Dan akhirnya dipuncak kebingungan ini, munculah cahaya lampu kecil di kegelapan otak saya(hehe).

Yap, kali ini saya ingin sharing pengalaman pribadi saya buat temen-temen setia blog saya ini. Karena ada pepatah yang bilang “pengalaman adalah guru yang terbaik”. Walau pun ini pengalaman saya sendiri yang berarti juga menjadi “guru” saya sendiri, tapi setidaknya anda bisa mengambil ilmu dari “guru” saya ini.

Read More

Pengalaman yang ingin saya bagikan kali ini adalah berkaitan tentang keuangan, yaitu tentang investasi atau menabung dengan Reksadana. 

Saya sendiri sebenarnya tidak begitu ahli dalam pembahasan seperti ini, namun kalau hanya sekedar sharing tak apalah jika memberikan sedikit gambaran tentang reksadana ini. Anggap saja seperti anda memberikan review sebuah “tempat makan” kepada teman anda. Anda tidak perlu ahli dalam bidang makanan, untuk anda merekomendasikan “tempat makan” tersebut kepada teman anda.

Apa Itu Reksadana

Mendengar kata “Investasi” mungkin ada yang berpikir , “wah pembahasannya kok seperti topik yang rumit ya?”. Mungkin anda sendiri juga beranggapan seperti itu? 

Sebenarnya reksadana itu tidak memiliki kesan seheboh istilah “investasi” pada umumnya yang memiliki kesan butuh dana besar dan resiko kerugian yang besar. Meskipun pada dasarnya juga memiliki maksud yang sama yaitu “sama-sama nabung untuk masa depan”.

Baca Juga :  Apa Itu bit.ly dan Apa Manfaat Kegunaannya?

Dalam undang-undang sendiri, reksadana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portpolio efek oleh Manajer Investasi (MI) yang sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Ada beberapa kelebihan investasi reksadana, antara lain sebagai berikut,

Dana awal memulai investasi relatif kecil. Mungkin kebanyakan orang memiliki pemahaman bahwa investasi memerlukan dana yang besar atau harus memiliki dana puluhan juta terlebih dahulu untuk bisa memulai investasi. Padahal jika kita ingin memulai investasi reksadana, kita tidak harus memiliki uang jutaan. Bahkan beberapa produk reksadana memiliki minimal pembelian awal yang sangat terjangkau, yaitu mulai Rp10.000.

Tidak perlu memikirkan pengelolaan investasi. Bagi kita yang masih baru dalam dunia investasi, kita tidak perlu pusing memikirkan pengelolaan dana investasi. Karena sudah ada Manager Investasi yang mengelola dana tersebut. Bahkan meskipun kita tidak mengerti pergerakan harga dipasar modal sekalipun. 

Dengan kata lain, investasi reksadana sangat pas untuk kita yang masih pemula dalam dunia investasi. Bahkan jika anda seorang pelajar sekali pun sudah bisa memulai investasi ini tanpa perlu memikirkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pasar modal.

Memilih Bareksa Sebagai Marketplace

Saya sendiri memulai investasi reksadana ini sudah hampir 2 tahun. Pada awalnya saya juga tidak tahu sama sekali mengenai investasi ini. Akhirnya saya mulai searching di google mengenai reksadana ini. mulai dari jenis-jenis reksadana, kelebihan dan kekurangan tiap-tiap produk reksadana, sampai mencari-cari rekomendasi produk reksadana yang sesuai dengan saya.

Untuk bisa berinvestasi reksadana anda bisa mendaftar melalui bank-bank yang menjadi agen penjualan, atau bisa juga melakukan pembelian melalui marketplace online penjualan produk reksadana. Ada beberapa marketplace yang menyediakan kemudahan dan memberikan banyak pilihan produk. Diantaranya adalah IpotGo dan Bareksa.

Baca Juga :  Cara Mengambil Uang di Western Union Terdekat

Karena saya adalah tipe orang yang suka dengan yang praktis-praktis, saya memilih Bareksa sebagai tempat pendaftaran sekaligus tempat pembelian produk. Karena dalam proses pendaftaran di bareksa tidak membutuhkan pengurusan dokumen secara fisik, semua dilakukan secara online. Berbeda dengan pendaftaran di Ipotgo yang katanya harus mengurus dokumen-dokumen secara fisik dengan mengirimkannya ke kantor pusat.

Alasan lain saya memilih bareksa adalah, Bareksa juga menyediakan aplikasi mobile yang memudahkan kita dalam melakukan transaksi secara online dan memiliki customer service yang responsif.

Beda Produk, Beda Keuntungan

Pada saat awal memulai investasi reksadana, produk yang saya pilih adalah produk reksadana pasar uang. Karena produk ini adalah yang memiliki resiko kerugian paling kecil jika dibandingkan dengan produk reksadana lainnya atau kalau menurut saya 99% pasti untung. Namun sebaliknya berasnya persentase keuntungan produk reksadana pasar uang adalah yang paling kecil jika dibangdingkan dengan produk lainnya. Oleh karena itu dalam dunia investasi ada istilah “low risk low return, high risk high return”. Untuk jenis-jenis produk reksadana yang lain, anda bisa membacanya di artikel saya yang lain.

Sampai saat ini, saya sudah mencoba berinvestasi dalam 3 jenis reksadana. Yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana saham. Dari ketiga produk tersebut, kesemua saya tempatkan pada produk reksadana syariah. 

Produk-produk yang saya beli di Bareksa antara lain Bahana Likuid Syariah (pasar uang), Reksadana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia (pendapatan tetap), dan Sucorinvest Sharia Equity Fund (saham).

Baca Juga :  Mengenal Karakter Tokoh Wayang Pandawa Lima

Perencanaan Matang-Matang

Perlu diketahui, menentukan tujuan dan jangka waktu investasi sangat penting karena berhubungan dengan pemilihan produk reksa dana. Misalnya saja kita menabung atau investasi untuk 1-3 tahun kedepan, maka disarankan untuk memilih reksadana pasar uang. Atau misalnya jika kita ingin menabung 10 tahun kedepan maka akan lebih menguntungkan jika kita memilih reksadana saham. 

Tapi jika kita tidak tahu kapan tabungan tersebut akan dibutuhkan, maka sebaiknya kita memilih reksadana yang resiko kerugiannya kecil. Jangan sampai kita menempatkan dana yang akan dipakai sewaktu-waktu pada reksadana saham, bisa-bisa pas uangnya dibutuhkan malah pas saham sedang anjlok. Alhasil kerugianlah yang kita dapat.

Seperti yang saya alami sebelumnya, sebenarnya saat pembelian awal saya berniat untuk investasi jangka panjang. Namun karena kebutuhan mendadak akhirnya saya mengambil uang investasi disaat harga produk reksadana (saham) turun, mau tidak mau harus rugi beberapa persen dari tabungan awal. Tetapi untungnya masih ada produk lain (pasar uang) yang keuntungannya bisa menutup kerugian dari reksadana saham tersebut.

Dari pengalaman saya diatas, kita sebagai pemula bisa mengambil pelajaran, saat memulai investasi sebaiknya memilih produk reksadana yang memiliki resiko kerugian kecil. Apalagi bagi kita yang masih awam tentang dunia investasi. Jangan sampai kita mengalami kerugian karena salah memilih produk reksadana. Karena pada dasarnya kita sendirilah yang mengetahui kondisi keuangan kita. Tahu apakah kira-kira uang tersebut benar-benar tidak akan dipakai dalam waktu dekat. Jangan sampai hal yang saya alami juga terjadi pada anda. Semoga bermanfaat 🙂

sumber image: https://www.washingtonartworks.com/

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *